Gunung ialah suatu tempat yg sangat indah untuk dikunjungi saking indahnya terkadang diwaktu kita masih sekolah/kecil kita sering melukis gunung2 beserta para pemandangan disekitarnya,itulah keagungan Allah yg harus kita yakini sepenuhnya.
Tapi bagaimana kalo gunung tersebut menyimpan mitos /keangkeran,apakah kita berani mengunjunginya,kalo berani silahkan saja datang kebeberapa gunung berikut yg terkenal dengan keangkeranya di Indonesia ini :
2. Gunung Merbabu
3. Gunung Semeru
4. Gunung Agung
5. Gunung Salak
6. Gunung Lawu
Konon kabarnya gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton, semisal upacara labuhan setiap bulan Sura (muharam) yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta.
7. Gunung Ciremai
Tapi bagaimana kalo gunung tersebut menyimpan mitos /keangkeran,apakah kita berani mengunjunginya,kalo berani silahkan saja datang kebeberapa gunung berikut yg terkenal dengan keangkeranya di Indonesia ini :
1. Gunung Merapi
Masyarakat yang tinggal disekitar gunung masih percaya akan adanya
mahkluk halus yang tinggal di hutan-hutan, mata air, batu besar, pohon
besar, kawah, dan puncak gunung. Penduduk sekitar gunung Merapi yakin
bahwa puncak Merapi adalah istana mahluk halus.
2. Gunung Merbabu
Pasar bubrah adalah pasarnya bangsa mahkluk halus. Watu gubug di
Gn.Merbabu adalah pintu gerbang menuju kerajaan Gaib. Di puncak gunung
Gede terdapat lapangan luas yang konon pendaki yang berkemah di sana
sering mendengar derap kaki kuda atau melihat istana.
3. Gunung Semeru
Di Ranu Kumbolo didekat gn Semeru para pendaki yang berkemah sering
melihat hantu wanita muncul dari tengah danau. Peristiwa-peritiwa gaib
sering dialami para pendaki hampir di seluruh gunung-gunung yang
terkenal dengan keangkerannya. Para pendaki sering diingatkan oleh
masyarakat setempat, petugas, maupun peraturan yang jelas-jelas berisi
pantangan-pantangan yang berhubungan dengan makhluk halus penghuni
gunung yang bersangkutan.Di tengah danau Ranu Kumbolo di tengah malam
bulan purnama, sering muncul penampakan Dewi Penunggu danau, yang berupa
gumpalan kabut tebal yang berputar-putar dan berubah menjadi seorang
wanita.
4. Gunung Agung
Untuk mendaki Gn. Agung di Bali pendaki dilarang membawa makanan yang
mengandung daging sapi. Beberapa peraturan mistik di gunung yang umum
berlaku misalnya pendaki wajib minta ijin (permisi) ketika melewati
tempat-tempat tertentu, mau beristurahat, mau buang air. Dilarang
mengenakan pakaian berwarna merah atau hijau, dilarang mendaki bagi
wanita yang datang bulan. Larangan mendaki gunung Agung pada hari besar
agama.
5. Gunung Salak
Pesawat Sukhoi Superjet-100 yang jatuh di Gunung Salak mengalihkan
perhatian semua mata ke kawasan wisata tersebut. Memang, Gunung Salak
sejak dahulu dikenal sebagai lokasi penuh mitos dan legenda. Kawasan
wisata Gunung Salak tidak hanya memiliki atraksi wisata alam, namun juga
wisata religi. Di lereng gunung ini terdapat sebuah tempat suci Hindu
yang cukup besar–Pura Parahyangan Agung Jagatkarta
Tamansari. Dibangunnya pura di daerah ini memang bukan tanpa alasan.
Konon, di tanah inilah Prabu Siliwangi sang Raja Pajajaran yang membawa
kemasyuran bagi
tanah Sunda pernah berdiam. Bahkan, ada yang percaya bahwa di tempat
inilah Prabu Siliwangi menghilang bersama para prajuritnya. Hingga
akhirnya sebelum membangun pura, umat Hindu memutuskan untuk membangun
terlebih dulu candi dengan patung macan
berwarna putih dan hitam. Pura dibangun sebagai penghormatan terhadap
Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Hindu terakhir di tanah Parahyangan.
Pura terbesar secara fisik dan konsep berada di bumi suci, Parahyangan, Bogor. Diyakini di sinilah tempat petilasan Prabu Siliwangi, raja termasyhur dan paling dipuja. Lereng Gunung Salak, simbol Mahameru, merupakan tempat bersemayam para dewa. Pura ini dibangun untuk menghormati Prabu Siliwangi beserta para prajuritnya yang konon menjelma menjadi macan yang menjaga tanah Sunda. Konon, dulu sering terjadi hal-hal gaib di wilayah ini yang berhubungan dengan Prabu Siliwangi, raja termasyhur dari Kerajaan Hindu terakhir di Jawa Barat.
Sebelumnya pada 1981, lokasi itu dikenal sebagai Batu Menyan, batu yang mengeluarkan asap menyan setiap hari. Konon di batu itu pula, acap kali masyarakat melihat cahaya putih, sinar terang, dari langit turun ke batu. Juga rumput-rumput yang bersinar terang.
Awal pembangunan pura dilakukan pada 1995 dengan mendirikan sebuah candi sederhana. Pura ini dibangun secara lengkap. Bagian Utamaning Utama Mandala dibangun, antara lain Bale Pesamuan Agung, Padmasana, Bale Pepelik/Pangaruman, Panglurah Agung, Taksu Agung, Patirtan, dan Candi. Di bagian Utama Mandala akan dibangun antara lain Bale Panggungan, Bale Agung, Bale Peselang, Bale Pawedan/Gajah, Bale Gegitaan, Bale Raringgitan, dan Kori Agung. Di bagian Madya Mandala dibangun Pengapit Lawang, Pesimpangan Dalem Peed, Bale Gong dan Bale Pengambuhan, Pasandekan Sulinggih, Bale Kulkul, serta Candi Bentar. Sementara di bagian Nistha Mandala dibangun antara lain Wantilan, Bale Paebatan, Bale Paninjon, Candi Bentar, dan Pasandekan. Di Nisthaning Nistha dibangun kamar mandi dan parkir.
Pura terbesar secara fisik dan konsep berada di bumi suci, Parahyangan, Bogor. Diyakini di sinilah tempat petilasan Prabu Siliwangi, raja termasyhur dan paling dipuja. Lereng Gunung Salak, simbol Mahameru, merupakan tempat bersemayam para dewa. Pura ini dibangun untuk menghormati Prabu Siliwangi beserta para prajuritnya yang konon menjelma menjadi macan yang menjaga tanah Sunda. Konon, dulu sering terjadi hal-hal gaib di wilayah ini yang berhubungan dengan Prabu Siliwangi, raja termasyhur dari Kerajaan Hindu terakhir di Jawa Barat.
Sebelumnya pada 1981, lokasi itu dikenal sebagai Batu Menyan, batu yang mengeluarkan asap menyan setiap hari. Konon di batu itu pula, acap kali masyarakat melihat cahaya putih, sinar terang, dari langit turun ke batu. Juga rumput-rumput yang bersinar terang.
Awal pembangunan pura dilakukan pada 1995 dengan mendirikan sebuah candi sederhana. Pura ini dibangun secara lengkap. Bagian Utamaning Utama Mandala dibangun, antara lain Bale Pesamuan Agung, Padmasana, Bale Pepelik/Pangaruman, Panglurah Agung, Taksu Agung, Patirtan, dan Candi. Di bagian Utama Mandala akan dibangun antara lain Bale Panggungan, Bale Agung, Bale Peselang, Bale Pawedan/Gajah, Bale Gegitaan, Bale Raringgitan, dan Kori Agung. Di bagian Madya Mandala dibangun Pengapit Lawang, Pesimpangan Dalem Peed, Bale Gong dan Bale Pengambuhan, Pasandekan Sulinggih, Bale Kulkul, serta Candi Bentar. Sementara di bagian Nistha Mandala dibangun antara lain Wantilan, Bale Paebatan, Bale Paninjon, Candi Bentar, dan Pasandekan. Di Nisthaning Nistha dibangun kamar mandi dan parkir.
6. Gunung Lawu
Gunung Lawu berketinggian sekitar 3265 M di atas permukaan laut, terletak di perbatasan propinsi Jawa Tengah – Jawa Timur.
Gunung Lawu bersosok angker dan menyimpan misteri dengan tiga puncak utamanya :
Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Gunung Lawu bersosok angker dan menyimpan misteri dengan tiga puncak utamanya :
Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.
Konon kabarnya gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton, semisal upacara labuhan setiap bulan Sura (muharam) yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta.
Tempat - tempat yang kebetulan menjadi pos tetapi mempunyai nuansa
mistik teramat kuat. Uniknya, tiap - tiap nama pos mempunyai latar
belakang tersendiri serta berbeda antar satu dengan lainnya. Di
antaranya adalah blok kuburan kuda. Di areal ini konon terdapat kuburan
kuda milik tentara jepang. Kuda tersebut , biasa
dipergunakan oleh para kempetai untuk mengontrol para pekerja rodi yang
menanam kopi. Dan kuburan yang terletak di sebelah barat jalur pendakian, sampai sekarang masih ada dan dikeramatkan oleh penduduk setempat.
Blok papa tere lain lagi. Konon, dahulu di sini pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak yang dilakukan oleh ayah tirinya . Bermula, sang anak diajak oleh ayah tirinya untuk mendaki gunung Ceremai. Setibanya di tempai ini , sang ayah langsung menikam anaknya hingga tewas.
Sedangkan blok batu lingga merupakan tempat yang sangat disakralkan oleh penduduk setempat. Untuk itu, guna menghindari hal hal yang tak diinginkan maka para pendaki pun dilarang untuk menduduki sebuah batu besar atau berbuat yang tak senonoh di tempat ini. Konon, batu ini pernah dijadikan tempat berkotbah wali songo kepada para pengikutnya . Di dekat batu lingga terdapat sebuah in memoriam pendaki. Menurut kisah pendaki itu tewas karena sesuatu yang aneh di batulingga. Tepatnya, pada tahun 1999 dan dari ketiga pendaki, hanya seorang yang selamat. Sedangkan dua lainnya tewas dengan mengeluarkan lendir dari mulutnya. Menurut kepercayaan, blok batu lingga ini di jaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet.
Blok sangga buana, yang arti harfiahnya adalah penyangga bumi. Areal ini berfungsi untuk menahan aliran lahar bila gunung ceremai meletus. Maksudnya agar lahar tidak mengarah ke linggarjati, tetapi ketempat lain.
Dan akhirnya adalah blok pengsungan atau pengasinan tempatnya amat terbuka. Disini terdapat ladang yang tak pernah layu , edelweiss. Dari tempat ini kita dapat memandang lepas keindahan kota Cirebon serta pemandangan laut Jawa. Bukan hanya itu, disini juga kita bisa puas memandang keindahan matahari terbit . Jarang orang mengetahui jika tempati ini sejajar dengan puncak gunung Slamet yang ada di jawa tengah. Menurut sejarah, pada masa pendudukan Jepang, pengasinan merupakan tempat pembuangan tawanan perang. Mungkin karena itu pada malam malam tertentu, sering terdengar suara jeritan atau derap langkah kaki para serdadu jepang. Sudah barang tentu, suara itu datang dari alam halus.
Blok papa tere lain lagi. Konon, dahulu di sini pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak yang dilakukan oleh ayah tirinya . Bermula, sang anak diajak oleh ayah tirinya untuk mendaki gunung Ceremai. Setibanya di tempai ini , sang ayah langsung menikam anaknya hingga tewas.
Sedangkan blok batu lingga merupakan tempat yang sangat disakralkan oleh penduduk setempat. Untuk itu, guna menghindari hal hal yang tak diinginkan maka para pendaki pun dilarang untuk menduduki sebuah batu besar atau berbuat yang tak senonoh di tempat ini. Konon, batu ini pernah dijadikan tempat berkotbah wali songo kepada para pengikutnya . Di dekat batu lingga terdapat sebuah in memoriam pendaki. Menurut kisah pendaki itu tewas karena sesuatu yang aneh di batulingga. Tepatnya, pada tahun 1999 dan dari ketiga pendaki, hanya seorang yang selamat. Sedangkan dua lainnya tewas dengan mengeluarkan lendir dari mulutnya. Menurut kepercayaan, blok batu lingga ini di jaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet.
Blok sangga buana, yang arti harfiahnya adalah penyangga bumi. Areal ini berfungsi untuk menahan aliran lahar bila gunung ceremai meletus. Maksudnya agar lahar tidak mengarah ke linggarjati, tetapi ketempat lain.
Dan akhirnya adalah blok pengsungan atau pengasinan tempatnya amat terbuka. Disini terdapat ladang yang tak pernah layu , edelweiss. Dari tempat ini kita dapat memandang lepas keindahan kota Cirebon serta pemandangan laut Jawa. Bukan hanya itu, disini juga kita bisa puas memandang keindahan matahari terbit . Jarang orang mengetahui jika tempati ini sejajar dengan puncak gunung Slamet yang ada di jawa tengah. Menurut sejarah, pada masa pendudukan Jepang, pengasinan merupakan tempat pembuangan tawanan perang. Mungkin karena itu pada malam malam tertentu, sering terdengar suara jeritan atau derap langkah kaki para serdadu jepang. Sudah barang tentu, suara itu datang dari alam halus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar