Publik Surabaya patut berbangga. Pasalnya, Walikota Tri Rismaharini masuk dalam 26 kandidat walikota terbaik dunia 2014 versi World Mayor Prize (WMP). Dalam fase final, Risma –sapaan Tri Rismaharini- sekaligus menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada ajang penghargaan yang rutin digelar dua tahun sekali ini.
City Mayor merupakan yayasan
non-komersial yang didirikan pada 2003 dengan tujuan mendukung,
mendorong, serta memfasilitasi pemerintah daerah di seluruh dunia dalam
penerapan sistem pemerintahan yang baik. WMP pertama kali dianugerahkan
pada 2004. Saat itu, penghargaan diberikan setahun sekali, hingga pada
2006 City Mayor memutuskan mengubah periode pemberian penghargaan
menjadi dua tahunan.
Kini, 26 walikota terbaik dari berbagai
belahan dunia dinominasikan sebagai kandidat penerima WMP. Adapun
rincian finalis terdiri atas 4 walikota dari Amerika Utara, 4 walikota
dari Amerika Latin, 9 walikota dari Eropa, 6 walikota dari Asia, 1
walikota dari Australia, serta 2 walikota dari Afrika.
Beberapa nama nominator di antaranya,
Naheed Nenshi (Calgary, Kanada); Annise Parker (Houston, AS); Mick
Cornett (Oklahoma City, AS); Kevin Johnson (Sacramento, AS); Marcio
Lacerda (Belo Horizonte, Brasil); Alvaro Arzu (Guatemala City,
Guatemala); Carlos Eduardo Correa (Monteria, Kolombia); dan Carlos
Ocariz (Sucre, Venezuela).
Sedangkan dari benua biru yakni, Daniel
Termont (Ghent, Belgia); Alain Juppe (Bordeaux, Prancis); Albrecht
Schroter (Jena, Jerman); Yiannis Boutaris (Thessaloniki, Yunani); Guisy
Nicolini (Lampedusa, Italia); Nils Usakovs (Riga, Latvia); Jose Ramon
Garcia (Ribera de Arriba, Spanyol); George Ferguson (Bristol, Inggris)
serta Joe Anderson (Liverpool, Inggris).
Sementara perwakilan Asia, Australia dan
Afrika antara lain, Tri Rismaharini (Surabaya, Indonesia); Yona Yahav
(Haifa, Israel); Jed Patrick Mabilog (Iloilo City, Filipina); Hani
Mohammad Aburas (Jeddah, Arab Saudi); Park Woon-Son (Seoul, Korsel);
Aziz Kocaoglu (Izmir, Turki); Clover Moore (Sydney, Australia);
Jacqueline Moustache (Victoria, Seychelles); dan Thabo Manyoni
(Mangaung, Afsel).
Sebagaimana dilansir situs resmi www.worldmayor.com
bahwa WMP mencari sosok pemimpin dengan kriteria berdasar visi dan
kepemimpinan, kemampuan manajemen dan integritas, perhatian terhadap
masalah sosial dan ekonomi, penyediaan lingkungan yang aman dan nyaman,
serta mampu menjalin komunikasi yang baik dengan semua lapisan
masyarakat.
Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya, Ifron
Hady Susanto mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya memang menerima
surat elektronik dari The City Mayors Foundation (CMF). Isinya
menerangkan tentang terpilihnya Walikota Surabaya sebagai salah satu
nominator 26 walikota terbaik dunia. Sebelumnya, CMF melaunching 121
nama kandidat walikota terbaik dari berbagai negara. Jumlah tersebut
lantas diciutkan menjadi 26 walikota terbaik.
Ifron menambahkan, Dewan City Mayors akan menentukan pemenang serta para runner-up
berdasarkan jumlah voting melalui email yang diterima, serta kuatnya
testimoni yang mendukung. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa
kualitas isi testimoni yang persuasif sama pentingnya dengan jumlah
voting yang dikirim. Dengan demikian, walikota-walikota dari kota kecil
dapat bersaing secara adil dengan walikota dari kota metropolis karena
penilaian bukan hanya secara kuantitatif, tetapi juga kualitatif.
“Proses voting akan ditutup pada Oktober 2014,” imbuh alumnus Monash
University, Melbourne, Australia ini.
Di samping itu, persyaratan lain yaitu
para nominator harus menyatakan setuju terhadap kode etik yang telah
dirancang. “Kode etik tersebut tertuang dalam sebelas pasal. Beberapa di
antaranya berbicara tentang anti-diskriminasi, kepastian hukum,
anti-nepotisme, keterbukaan atas kritik dan masukan serta itikad
menjalin kerjasama antar kota baik secara nasional maupun
internasional,” kata Ifron.
Dikonfirmasi terpisah, Kabag Humas M.
Fikser menyatakan, tercantumnya nama Tri Rismaharini sebagai kandidat
penerima WMP menunjukkan bahwa Kota Surabaya sejatinya sudah sejajar
dengan kota-kota lain di negara maju. Kota Pahlawan kini sudah menyita
perhatian dunia dari berbagai inovasi dan kisah suksesnya. Tak jarang,
Surabaya juga sering menjadi venue forum-forum berskala internasional. Misalnya, ASEAN Mayor Forum (AMF), Citynet Forum dan pertemuan Senior Official Meeting (SOM) Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC).
“Ini tentu suatu kebanggaan bagi publik
Surabaya karena kota ini menjadi semakin dikenal di kancah global. Itu
misi dan harapan utamanya,” ujarnya melalui sambungan telepon di
sela-sela mendampingi walikota menjadi pembicara di Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Namun demikian, menurut Fikser, pihaknya
tidak menyiapkan strategi khusus terkait WMP. Pasalnya, Walikota Tri
Rismaharini juga mengisyaratkan untuk tidak menyikapi hal ini secara
berlebihan. “WMP memang bisa jadi motivasi bagi warga Surabaya. Utamanya
untuk bersaing pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Akan
tetapi, yang terpenting bagi walikota adalah tetap fokus pada pelayanan
masyarakat dan memberikan yang terbaik bagi warga kota,” imbuh mantan
Camat Sukolilo ini.
Sebagai informasi, beberapa walikota
yang sebelumnya memenangi WMP yaitu, Edi Rama, Walikota Tirana, Albania
(2004); Dora Bakoyannis, Walikota Athena, Yunani (2005); John So,
Walikota Melbourne, Australia (2006); Helen Zille, Walikota Cape Town,
Afsel (2008); Marcelo Ebrard, Walikota Mexico City, Meksiko (2010); dan
Inaki Azkuna, Walikota Bilbao, Spanyol (2012).
Kans Risma menjadi walikota pertama asal
Indonesia sekaligus walikota pertama Asia yang memenangi WMP masih
terbuka lebar. Apalagi, Risma sempat dinobatkan sebagai Mayor of the Month edisi Februari 2014 versi WMP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar