Inisiator : Prof. Dr. Ir. HM. Amien Rais, MA
Pendiri : Amien Rais, Goenawan Muhammad, Rizal Ramli, Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Toety Heraty, Emil Salim, Faisal Basri, A Fatwa, Alvin Lie Ling Pao, Zoemrotin.
Azas Partai : Pancasila
Lambang partai : Gambar matahari yang bersinar dengan background warna biru.
Ketua Umum PAN : Soetrisno Bachir
Sekretaris Jenderal PAN : Zulkifli Hasan
Ketua MPP DPP PAN : Prof. Dr. Ir. HM. Amien Rais, MA
Alamat : Rumah PAN, Jl. Warung Buncit Raya Kav No. 17 Jakarta Selatan. Telp : (021) 797 5588 Fax : (021) 797 5632
Awal berdirinya Partai Amanat Nasional dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organisasi gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto, PPSK Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet. Partai Amanat Nasional (PAN) adalah sebuah partai politik di Indonesia.
Asas partai ini adalah Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam terdapat dalam Anggaran Dasar PAN Bab II, Pasal 3 [2] dengan VISI & MISI Membentuk masyarakat Indonesia baru yang berdasarkan moralitas agama, perikemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Misi ini dalam implementasinya selalu bersandar pada etika dan fatsun politik.
PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus 1998 oleh 50 tokoh
nasional, di antaranya Prof. Dr. Ir. HM. Amien Rais MA (mantan Ketua
umum Muhammadiyah), Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli,
Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal
Basri MA, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao dan lainnya dengan
pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003.
Tanggal 5-7 Juli 1998, dilaksanakan Tanwir Muhammadiyah di Semarang yang dihadiri oleh seluruh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta utusan dari tingkat Wilayah(provinsi). Dalam sidang komisi, mayoritas peserta menginginkan agar warga Muhammadiyah membangun partai yang baru. Namun dalam keputusan resmi dinyatakan, bahwa Muhammadiyah tidak akan pernah berubah menjadi parpol, juga tidak akan membidani lahirnya sebuah parpol. Tetapi warga Muhammadiyah diberi keleluasaan untuk terlibat dalam parpol sesuai dengan minat dan potensinya.
Tanggal 22 Juli, Amien Rais menghadiri pertemuan MARA di hotel Borobudur. Hadir dalam acara membahas situasi politik terahir ini, antara lain: Goenawan Mohammad, Fikri Jufri, Dawan Raharjo, Ratna Sarumpaet, Zumrotin dan Ismet Hadad. Dari hasil diskusi dan evaluasi kinerja MARA, Goenawan kemudian menyimpulkan bahwa disepakati perlunya MARA memersiapkan pembentukan partai, disamping fungsinya semula sebagai gerakan moral. Tim kecil yang diharapkan akan membidani lahirnya sebuah parpol kemudian dibentuk.
Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN) (Selengkapnya di Sejarah Partai Amanat Nasional ).
PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif.
Untuk terwujudnya Indonesia baru, PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa (Selengkapnya terdapat di Platform Partai Amanat Nasional) Selebihnya PAN menganut prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif.
Untuk terwujudnya Indonesia baru, PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa.
Sejarah berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN) tak terlepas dari sosok Amien Rais, sang lokomotif gerakan reformasi 1998. Pasca keberhasilan menumbangkan Orde Baru, Amien Rais dan 49 rekan-rekannya yang tergabung dalam Majelis Amanat Rakyat (MARA) merasa perlu meneruskan cita-cita reformasi dalam wujud sebuah parpol. Jadilah tanggal 23 Agustus 1998, PAN didirikan.
PAN menyebut dirinya partai terbuka, namun tak urung sebagian publikmenyebutnya sebagai partainya orang Muhammadiyah. Hal ini tak terlepas dari sosok ketua umumnya, Amien Rais yang pernah memimpin ormas Muhammadiyah.
PAN dalam Pemilu 1999 ternyata gagal menjadi yang pertama. Partai ini hanya masuk 5 besar dengan meraup 7% suara. Persentase ini dalam Pemilu 2004 makin menurun menjadi 6,4% meski perolehan kursi DPR meningkat. PAN juga gagal mengantarkan Amien Rais menjadi presiden pada pilpres 2004.
Partai Amanat Nasional (PAN) saat ini dipimpin oleh Soetrisno Bachir, seorang pengusaha asal Pekalongan. Soetrisno Bachir merupakan seorang sosok pengusaha yang berhasil dan dikenal sangat dermawan serta seorang yang berbudi pekerti sangat baik dan bijaksana serta memiliki kecerdasan yang luar biasa dan seorang yang sangat santun kepada siapaun juga. Pada masa awal tahun 2008, Soetrisno sempat mengagetkan ketika mendominasi kampanye pencitraan dirinya di layar-layar televisi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar