Translate Language

Amanat Bloger

-> Selamat Datang Kami Ucapkan Bagi Para Pengunjung yg Telah Masuk Keblog Ini
-> Marilah Kita Tingkatkan Silaturahim Diantara Kita & Saling Berbagi Ilmu Untuk Kebaikan
-> Terima Kasih Atas Kunjunganya Semoga Bisa Mengambil Manfaatnya Bagi Kita Semua

Kabinet & Presiden Jokowi Bertahan Tak Sampai Lama

 Takkan Sampai 5th Jokowi Menjadi Presiden

Berbagai survei dilakukan untuk memprediksi calon-calon presiden yang menempati elektabilitas tertinggi. Dari sekian banyak nama calon, nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hampir tak tergoyahkan di posisi teratas. Bahkan, sejak ia dideklarasikan sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, banyak orang memprediksi Jokowi tinggal menunggu pelantikan.
 

Sayangnya, jika Jokowi betul-betul terpilih menjadi Presiden ke-7, ia diprediksi tidak akan menyelesaikan masa kepemimpinannya hingga lima tahun.

Wah, kok bisa begitu? Ini jika mengacu pada ramalan dari Jayabaya, seorang raja dari Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Selama memimpin, pemilik nama lengkap Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa  ini mengantarkan Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan, dengan salah satu prestasinya berhasil menyatukan Jenggala kembali ke Kediri.

Jayabaya mengeluarkan istilah Notonogoro, sebagai salah satu ramalannya yang sangat terkenal. Istilah ini memprediksi siapa-siapa saja yang akan memimpin negeri ini dari masa ke masa. Istilah ini dijadikan simbolisasi penamaan bagi pemimpin nasional (Presiden). Notonogoro dipisahkan menjadi No-To-No-Go-Ro yang selanjutnya diawali oleh “No” Soekarno, “To” Soeharto. 

   

Akan tetapi setelah  Soeharto, belum ada lagi nama Presiden RI yang masuk dalam ramalan ini, mulai dari BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, hingga Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Baru setelah itu ada lagi nama “No” yang punya kesesuaian dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Nama Habibie, Megawati, dan Gus Dur tidak masuk dalam istilah Notonogoro. Karena itu ketiganya tidak ada yang memimpin hingga lengkap lima tahun.


Dengan mengacu pada ramalan Notonogoro ini, bila Jokowi terpilih sebagai Presiden RI pada Pilpres mendatang, ia diprediksi tidak akan purna memimpin selama lima tahun. Presiden yang akan memimpin minimal lima tahun, semestinya adalah yang berakhiran “Go”. Lalu, siapakah dia? Apakah ia akan muncul dalam Pilpres 2014 ini atau pada Pemilu-pemilu berikutnya?  
 
Semua ini hanyalah ramalan tentang presiden 2014, yang boleh jadi sesuai dengan fakta di masa yang akan datang atau sebaliknya. Tidak ada yang tahu secara pasti mengenai ramalan presiden ini. Semuanya kita kembalikan kepada Sang Pencipta siapakah yg berhak menjadi presiden sampai 5th sesuai atas iziNya

 

Pemerintah Jokowi Hanya Bertahan tak sampai 2th

Joko Widodo (Jokowi) dianggap belum mampu mengatasi berbagai masalah bangsa yang kompleks. Karenanya, ia diperkirakan tak akan mampu mempertahankan pemerintahannya hingga selesai.
"Jokowi belum mampu, bisa rusak negara ini bila dipimpin Jokowi. Diprediksi pemerintahan Jokowi hanya mampu bertahan tidak lebih dari dua tahun," ujar Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hankam, Letjen TNI Purn Romulo Simbolon, Rabu (2/7).
Sebelumnya, kata dia, cawapres Jusuf Kalla (JK) pernah mengatakan bisa rusak negara ini bila dipimpin oleh Jokowi. Gubernur Jakarta nonaktif itu tidak akan dapat bertahan lama sebagai presiden bukan semata karena faktor goyangan dari luar. Tapi justru karena faktor goncangan dari dalam parpol pendukungnya.
"Jangan lupa,dalam sistem pemerintahan demokrasi multipartai, kelemahan utama dan mendasar Jokowi dan JK tidak punya partai. Jokowi hanya orang populer yang dipakai dan diberi tugas oleh partai untuk kepentingan partai. Dari sini terlihat posisi tawar Jokowi sangat lemah di dalam PDIP dan parpol koalisinya," ungkapnya.
Menurutnya, menjadi presiden yang memenangkan pilihan rakyat pada saat pilpres adalah satu hal. Namun dalam menjalankan roda pemerintahan, presiden terpilih harus mendapat dukungan politik dari partai di parlemen menjadi hal lain yang tersendiri.
 

Ia menilai, dalam politik tidak ada yang gratis. Begitu juga dengan kampanye untuk memenangkan Jokowi. Misalnya, fasilitas jet mewah untuknya, spanduk, iklan, dan pengumpulan massa.
"Biaya sebesar itu pasti ada yang mendanai. Begitu Jokowi terpilih mereka semua akan menagih hak jasanya ke Jokowi. Apalagi PDIP sudah berjuang dan berkorban puasa 10 tahun dari kekuasaan, pasti menuntut porsi kekuasaan yang besar," beber mantan Pangdam Jaya itu.
Romulo mengatakan, akan lebih banyak tumpangan bahkan besarnya potensi konflik kepentingan jika Jokowi terpilih menjadi presiden. Ketidakmampuannya mengelola tabrakan kepentingan dan perebutan kekuasaan internal pendukung diperkirakan akan semakin berat dengan peran kelompok politik oposisi di parlemen.
"Belum lagi tuntutan fasilitas dan kebijakan kue ekonomi sebagai kompensasi biaya dari investor yang tidak dapat terpuaskan. Serta berbagai bisikan dari mafia kekuasaan dan jabatan di sekitarnya akan membuat visi dan misi pemerintahannya hanya tinggal wacana. Saat itu apa mungkin jawaban Jokowi 'akurapopo', aku tetap mau blusukan saja," kata dia.

 

Tidak ada komentar: