Kisah Nabi Zakariya & Yahya AS
Sebab Zakariya Berdo’a Meminta Keturunan
Sebab Zakariya Berdo’a Meminta Keturunan
Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad. (1) (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan
tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, (2) yaitu tatkala
ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (3) Ia berkata “Ya
Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi
uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya
Tuhanku. (4) Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku
sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, (5) yang akan mewarisi
aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya
Tuhanku, seorang yang diridhai”. (6)
*mawali : Yang dimaksud
oleh Zakaria dengan mawali ialah orang-orang yang akan mengendalikan
dan melanjutkan urusannya sepeninggalnya.Yang dikhawatirkan Zakaria
ialah kalau mereka tidak dapat melaksanakan urusan itu dengan baik,
karena tidak seorangpun diantara mereka yang dapat dipercayainva, oleh
sebab itu dia meminta dianugerahi seorang anak.
Terkabulnya Do’a Zakariya Sebagai Bukti Kekuasaan Allah
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan
(beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum
pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (7) Zakaria berkata:
“Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah
seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur
yang sangat tua”. (8) Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman:
“Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu
sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”. (9)
Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman:
“Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan
manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat”. (10) Maka ia keluar dari
mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah
kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. (11)
Pengangkatan Yahya sebagai Nabi dan Sifat-sifat Keutamaannya
Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu [pelajarilah Taurat itu, amalkan isinya, dan sampaikan kepada umatmu] dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah [yaitu, kenabian atau pemahaman Taurat dan pendalaman agama] selagi ia masih kanak-kanak, (12) dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, (13) dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (14) Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (15)
Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu [pelajarilah Taurat itu, amalkan isinya, dan sampaikan kepada umatmu] dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah [yaitu, kenabian atau pemahaman Taurat dan pendalaman agama] selagi ia masih kanak-kanak, (12) dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, (13) dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (14) Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (15)
Kisah Maryam & Nabi Isa AS
Kehamilan Maryam Tanpa Sentuhan Seorang Laki-laki
Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al
Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat
di sebelah timur, (16) maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya)
dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami [maksudnya, Jibril 'alaihissalam]
kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna. (17) Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu
kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. (18)
Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan
Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. (19) Maryam
berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak
pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang
pezina!” (20) Jibril berkata: “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: “Hal itu
adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda
bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu
perkara yang sudah diputuskan”. (21) Maka Maryam mengandungnya, lalu ia
menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. (22)
Kisah Kelahiran Nabi Isa ‘alaihissalam
Maka rasa sakit akan melahirkan anak
memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai,
alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak
berarti, lagi dilupakan”. (23) Maka Jibril menyerunya dari tempat yang
rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai di bawahmu. (24) Dan goyanglah pangkal pohon
kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang
masak kepadamu, (25) maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika
kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah
bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan
berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (26)
Tuduhan Terhadap Maryam dan Pembelaan Nabi Isa ‘alaihissalam kepada Ibunya
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya
dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu
telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. (27) Hai saudara perempuan
Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu
sekali-kali bukanlah seorang pezina”, (28) maka Maryam menunjuk kepada
anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak
kecil yang masih di dalam ayunan?” (29) Berkata Isa: “Sesungguhnya aku
ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang nabi, (30) dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana
saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup; (31) dan berbakti kepada ibuku,
dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (32) Dan
kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan,
pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
(33) Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar,
yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. (34) Tidak layak
bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan
sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.
(35) Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia
oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. (36)
Pertentangan Pendapat Tentang Isa Putera Maryam
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang
ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada
waktu menyaksikan hari yang besar. (37) Alangkah terangnya pendengaran
mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang
kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia)
berada dalam kesesatan yang nyata. (38) Dan berilah mereka peringatan
tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus.
Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman. (39)
Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di
atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan. (40)
Kebathilan Ajaran Bahwa Tuhan Mempunyai Anak
Dan mereka
berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. (88)
Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat
mungkar, (89) hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi
belah, dan gunung-gunung runtuh, (90) karena mereka mendakwakan Allah
Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (91) Dan tidak layak bagi Tuhan Yang
Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. (92) Tidak ada seorangpun di
langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
selaku seorang hamba. (93) Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah
mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. (94) Dan
tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan
sendiri-sendiri. (95) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka
rasa kasih sayang. (96) Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran
itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al
Quran itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi
peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang. (97) Dan berapa
banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu
melihat seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang
samar-samar? (98)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar