Pandangan Anda terhadap sosok Capres Prabowo dan Jokowi?
Secara personal, kedua tokoh antara Prabowo dan Joko Widodo memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Prabowo secara ketokohan dia merupakan calon pemimpin yang cepat, tegas dan berkarakter, pemimpin yang seperti ini sangat dirindukan ketika masyarakat sudah mulai kurang simpati dengan sosok pemimpin yang gamang dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan serta mudah didikte. Di sisi yang lain, figur Prabowo lebih memiliki semangat nasionalisme dan patroitisme yang selama ini melekat dalam diri seorang prajurit. Pemilih yang menginginkan figur yang semacam ini saya pikir masih sangat banyak. Namun di sisi lain, Prabowo diidentikkan sebagai sosok yang feodal dan kurang merakyat. Kelemahan lain, Prabowo masih dikait-kaitkan dengan kasus HAM yang sampai saat ini masih menjadi senjata yang ampuh untuk menjatuhkan figur seorang Prabowo.
Apa yang dimiliki Prabowo ternyata berbanding lurus dengan sosok seorang Joko Widodo, sikap kesederhanaan Jokowi, sikapnya yang merakyat dan mau bertegur sapa dengan rakyat, merupakan kelebihan yang paling menonjol dari seorang Jokowi, kelebihan-kelebihan Jokowi inilah yang kemudian dapat dikemas secara baik dan elegan, sehingga popularitas dan elektabilitas Jokowi relatif stabil. Kelemahan Jokowi tentu dalam hal ketegasan dan integritas, serta kurangnya pengalaman di bidang politik nasional, keamanan dan pertahanan nasional, serta masalah hubungan luar negeri, menjadi kelemahan-kelemahan Jokowi sampai saat ini. Di samping itu, figur Jokowi yang sering mundur di tengah jabatan juga dianggap masyarakat sebagai sosok pemimpin yang ambisius dan kurang amanah.
Dengan Cawapres Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla?
Sedangkan dari sisi masing-masing cawapres, antara Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla, saya pikir masyarakat sudah sangat paham, jika keduanya sudah malang melintang sebagai tokoh nasional yang ada pemerintahan SBY. Keduanya memiliki kelebihan pengalaman dalam menjalankan roda pemerintahan, namun dibalik itu keduanya memiliki kelemahan karena belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hatta Rajasa yang merupakan seorang teknokrat memiliki kelebihan mampu membaca peluang, dengan kalkulasi yang tepat. Begitu juga dengan Jusuf Kalla, yang berasal dari kalangan pengusaha juga memiliki keunggulan dalam kalkulasi untung rugi, serta biasa mengambil keputusan secara cepat, akan sangat berguna bagi pemerintah. Keduanya juga memiliki kelebihan dalam meraup suara di wilayah masing-masing, di mana Hatta dari kawasan barat Indonesia, sedangkan JK sangat populer di kawasan timur Indonesia. Namun demikian background JK sebagai seorang pengusaha juga akan menghadirkan kelemahan, karena seorang pengusaha hanya cenderung untuk melanggengkan bisnisnya sehingga dapat berakibat pada kebijakan ekonomi yang lebih luas.
Analisa Anda terhadap dua pasangan capres – cawapres dari mulai mereka mendeklarasikan sampai pendaftaran dan sudah dilakukan mereka sampai saat ini?
Dilihat dari proses komunikasi yang dibangun oleh kedua pasangan calon, saya melihat langkah-langkah politik Probowo-Hatta lebih efektif, yang ditujukkan dengan keberhasilan pasangan ini merangkul partai-partai dalam koalisi. Dalam prosesi pendeklarasiannya, kedua pasangan calon juga sama-sama ingin mencitrakan kesederhanaan dan merakyat, dengan sama-sama menggunakan baju putih-putih. Begitu juga pada saat proses pendaftaran juga demikian. Namun yang berbeda adalah pada saat proses pendaftaran ke KPU, pasangan Prabowo-Hatta lebih memukau karena datang massa pendukung yang banyak, dengan dengan menghadirkan tokoh-tokoh utama partai koalisi, dan simpatisan partai koalisi.
Analisa Anda atas ketua tim nasional pemenangan pilpres Prabowo-Hatta MAHFUD MD dengan Ketua Badan Pemenangan Pilpres Jokowi-JK PUAN MAHARANI?
Langkah pasangan Prabowo-Hatta dengan berhasil menempatkan Mahfud MD sebagai Ketua tim nasional pemenangan merupakan langkah yang sangat tepat dan tentunya mengagetkan banyak pihak. Bagaimana tidak, Mahfud merupakan kader terbaik PKB, yang notabene pendukungan pasangan Jokowi-JK. Selain itu, sosok Mahfud MD merupakan figur yang dinilai bersih dan memiliki integritas tinggi, sehingga tidak sedikit masyarakat yang menggadang-gadang tokoh ini menjadi pemimpin di masa depan. Keberadaan Mahfud sebagai ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta saya kira mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo.
Sedangkan dari kubu Jokowi-JK, penetapan Puan Maharani sebagai ketua tim nasional pemenangan, saya rasa kurang menarik, mengingat calon presiden yang diusung berasal dari PDI-P, sehingga faktor keberadaan Puan tidak terlalu signifikan untuk mengangkat suara. Karena figur Jokowi dan Puan merupakan figur dari background yang sama, jadi langkah ini lebih untuk menguatkan suara loyalis PDI-P.
Bagaimana dengan nimbrungnya pentolan kopassus masing-masing Luhut Pandjaitan, Sutiyoso, Agum Gumelar membela Jokowi-JK dan mengeroyok Prabowo apakah berpengaruh pada pilpres, mengingat semuanya itu mantan pentolan kopassus?
Isu perang bintang selalu mewarnai penyelenggaraan Pilpres. Karena memang sosok purnawirawan jenderal masih dianggap sosok yang memiliki pengaruh dan strategi. Memang tidak bisa disangkal, keahlian para purnawirawan dalam menyusun stratagi di sebuah kompetisi sangat diperlukan, khususnya dalam hal operasi senyap atau intelijen. Namun perlu diingat, demokrasi di Indonesia sudah mulai maju, khususnya dalam hal transparansi dan akuntabilitas, sehingga kemungkinan adanya kecurangan-kecurangan bisa dieliminir. Jadi keberadaan tokoh purnawiran yang ada di masing-masing pasangan tidak banyak berpengaruh dalam hal mendongkrak elektabilitas pasangan calon.
Prediksi Anda, siapa yang nantinya lebih unggul antara Pasangan Capres Prabowo- Hatta, atau pasangan Capres Jokowi-JKI?
Saya pikir kedua pasangan calon memiliki kans yang sama. Kedua pasangan merupakan representasi dari berbagai latar belakang yang berbeda, tinggal sekarang bagaimana kedua pasangan ini mampu memaksimalkan waktu yang tinggal sedikit ini untuk lebih menajamkan visi dan misi sekaligus mampu menguasai media nasional. Dan jika melihat komposisi tokoh-tokoh pendukung kedua pasangan, maka dapat dikatakan pasangan Prabowo-Hatta lebih mendominasi, mengingat di sana ada Hary Tanoesudibyo dan ARB, yang menguasai media nasional saat ini.
Lalu, bagaimana dengan mesin politik koalisi kedua pasangan capres-cawapres tersebut?
Ini yang menurut saya juga sangat penting, yakni peran mesin politik partai. Jika dianalisa lebih mendalam, mesin partai koalisi Prabowo-Hatta cenderung lebih efektif. Di kubu Prabowo, kita tau Partai Golkar, Partai Gerindra, dan PKS dikenal dengan partai yang memiliki mesin politik yang efektif. Sedangkan di kubu Jokowi, praktis hanya PDI-P yang sampai hari ini memiliki pemilih ideologis dengan mesin partai yang efektif.
Anda melihatnya antara Megawati dengan Prabowo, di mata masyarakat?
Kalau buat saya pribadi, kurang relevan jika membandingkan keduanya sekarang, karena semua tertuju hanya pada Prabowo dan Jokowi. Namun jika dinilai secara singkat maka suka atau tidak perolehan suara partai pada pileg lalu menunjukkan sosok Megawati lebih baik di mata masyarakat.
Menurut Anda peranan SBY dengan Demokratnya di pilres ini, mengingat SBY masih memiliki kekuasaan sebagai presiden sampai bulan Oktober mendatang?
Bagi saya sekecil apapun peran SBY dalam Pilpres mesti harus diperhitungkan, karena kepiawaian SBY selama ini sepuluh tahun terakhir ini sebagai seorang politisi handal sudah dibuktikan. Terlebih lagi suara demokrat masih mencapai lebih dari 10%, sebuah capaian yang sangat fantastis dari SBY di tengah terpaan isu-isu yang kurang sedap bagi Partai Demokrat. Begitu juga dengan langkah SBY dan Partai Demokrat yang bersikap netral dan lebih memilih di luar pemerintah merupakan sebuah keputusan yang didasari oleh kalkulasi politik matang. Namun secara analisa politik awam, pilihan politik SBY sudah bisa ditebak. Kedekatannya dengan Hatta Rajasa, baik sebagai partner politik maupun kedekatannya sebagai besan. Mungkin secara institusi, Partai Demokrat tidak mendukung salah satu pasangan calon, namun dukungan itu bisa dari individu-individu dari orang-orang terdekat SBY, termasuk sang menantu Edi Baskoro Yudhoyono.
Secara personal, kedua tokoh antara Prabowo dan Joko Widodo memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Prabowo secara ketokohan dia merupakan calon pemimpin yang cepat, tegas dan berkarakter, pemimpin yang seperti ini sangat dirindukan ketika masyarakat sudah mulai kurang simpati dengan sosok pemimpin yang gamang dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan serta mudah didikte. Di sisi yang lain, figur Prabowo lebih memiliki semangat nasionalisme dan patroitisme yang selama ini melekat dalam diri seorang prajurit. Pemilih yang menginginkan figur yang semacam ini saya pikir masih sangat banyak. Namun di sisi lain, Prabowo diidentikkan sebagai sosok yang feodal dan kurang merakyat. Kelemahan lain, Prabowo masih dikait-kaitkan dengan kasus HAM yang sampai saat ini masih menjadi senjata yang ampuh untuk menjatuhkan figur seorang Prabowo.
Apa yang dimiliki Prabowo ternyata berbanding lurus dengan sosok seorang Joko Widodo, sikap kesederhanaan Jokowi, sikapnya yang merakyat dan mau bertegur sapa dengan rakyat, merupakan kelebihan yang paling menonjol dari seorang Jokowi, kelebihan-kelebihan Jokowi inilah yang kemudian dapat dikemas secara baik dan elegan, sehingga popularitas dan elektabilitas Jokowi relatif stabil. Kelemahan Jokowi tentu dalam hal ketegasan dan integritas, serta kurangnya pengalaman di bidang politik nasional, keamanan dan pertahanan nasional, serta masalah hubungan luar negeri, menjadi kelemahan-kelemahan Jokowi sampai saat ini. Di samping itu, figur Jokowi yang sering mundur di tengah jabatan juga dianggap masyarakat sebagai sosok pemimpin yang ambisius dan kurang amanah.
Dengan Cawapres Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla?
Sedangkan dari sisi masing-masing cawapres, antara Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla, saya pikir masyarakat sudah sangat paham, jika keduanya sudah malang melintang sebagai tokoh nasional yang ada pemerintahan SBY. Keduanya memiliki kelebihan pengalaman dalam menjalankan roda pemerintahan, namun dibalik itu keduanya memiliki kelemahan karena belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hatta Rajasa yang merupakan seorang teknokrat memiliki kelebihan mampu membaca peluang, dengan kalkulasi yang tepat. Begitu juga dengan Jusuf Kalla, yang berasal dari kalangan pengusaha juga memiliki keunggulan dalam kalkulasi untung rugi, serta biasa mengambil keputusan secara cepat, akan sangat berguna bagi pemerintah. Keduanya juga memiliki kelebihan dalam meraup suara di wilayah masing-masing, di mana Hatta dari kawasan barat Indonesia, sedangkan JK sangat populer di kawasan timur Indonesia. Namun demikian background JK sebagai seorang pengusaha juga akan menghadirkan kelemahan, karena seorang pengusaha hanya cenderung untuk melanggengkan bisnisnya sehingga dapat berakibat pada kebijakan ekonomi yang lebih luas.
Analisa Anda terhadap dua pasangan capres – cawapres dari mulai mereka mendeklarasikan sampai pendaftaran dan sudah dilakukan mereka sampai saat ini?
Dilihat dari proses komunikasi yang dibangun oleh kedua pasangan calon, saya melihat langkah-langkah politik Probowo-Hatta lebih efektif, yang ditujukkan dengan keberhasilan pasangan ini merangkul partai-partai dalam koalisi. Dalam prosesi pendeklarasiannya, kedua pasangan calon juga sama-sama ingin mencitrakan kesederhanaan dan merakyat, dengan sama-sama menggunakan baju putih-putih. Begitu juga pada saat proses pendaftaran juga demikian. Namun yang berbeda adalah pada saat proses pendaftaran ke KPU, pasangan Prabowo-Hatta lebih memukau karena datang massa pendukung yang banyak, dengan dengan menghadirkan tokoh-tokoh utama partai koalisi, dan simpatisan partai koalisi.
Analisa Anda atas ketua tim nasional pemenangan pilpres Prabowo-Hatta MAHFUD MD dengan Ketua Badan Pemenangan Pilpres Jokowi-JK PUAN MAHARANI?
Langkah pasangan Prabowo-Hatta dengan berhasil menempatkan Mahfud MD sebagai Ketua tim nasional pemenangan merupakan langkah yang sangat tepat dan tentunya mengagetkan banyak pihak. Bagaimana tidak, Mahfud merupakan kader terbaik PKB, yang notabene pendukungan pasangan Jokowi-JK. Selain itu, sosok Mahfud MD merupakan figur yang dinilai bersih dan memiliki integritas tinggi, sehingga tidak sedikit masyarakat yang menggadang-gadang tokoh ini menjadi pemimpin di masa depan. Keberadaan Mahfud sebagai ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta saya kira mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo.
Sedangkan dari kubu Jokowi-JK, penetapan Puan Maharani sebagai ketua tim nasional pemenangan, saya rasa kurang menarik, mengingat calon presiden yang diusung berasal dari PDI-P, sehingga faktor keberadaan Puan tidak terlalu signifikan untuk mengangkat suara. Karena figur Jokowi dan Puan merupakan figur dari background yang sama, jadi langkah ini lebih untuk menguatkan suara loyalis PDI-P.
Bagaimana dengan nimbrungnya pentolan kopassus masing-masing Luhut Pandjaitan, Sutiyoso, Agum Gumelar membela Jokowi-JK dan mengeroyok Prabowo apakah berpengaruh pada pilpres, mengingat semuanya itu mantan pentolan kopassus?
Isu perang bintang selalu mewarnai penyelenggaraan Pilpres. Karena memang sosok purnawirawan jenderal masih dianggap sosok yang memiliki pengaruh dan strategi. Memang tidak bisa disangkal, keahlian para purnawirawan dalam menyusun stratagi di sebuah kompetisi sangat diperlukan, khususnya dalam hal operasi senyap atau intelijen. Namun perlu diingat, demokrasi di Indonesia sudah mulai maju, khususnya dalam hal transparansi dan akuntabilitas, sehingga kemungkinan adanya kecurangan-kecurangan bisa dieliminir. Jadi keberadaan tokoh purnawiran yang ada di masing-masing pasangan tidak banyak berpengaruh dalam hal mendongkrak elektabilitas pasangan calon.
Prediksi Anda, siapa yang nantinya lebih unggul antara Pasangan Capres Prabowo- Hatta, atau pasangan Capres Jokowi-JKI?
Saya pikir kedua pasangan calon memiliki kans yang sama. Kedua pasangan merupakan representasi dari berbagai latar belakang yang berbeda, tinggal sekarang bagaimana kedua pasangan ini mampu memaksimalkan waktu yang tinggal sedikit ini untuk lebih menajamkan visi dan misi sekaligus mampu menguasai media nasional. Dan jika melihat komposisi tokoh-tokoh pendukung kedua pasangan, maka dapat dikatakan pasangan Prabowo-Hatta lebih mendominasi, mengingat di sana ada Hary Tanoesudibyo dan ARB, yang menguasai media nasional saat ini.
Lalu, bagaimana dengan mesin politik koalisi kedua pasangan capres-cawapres tersebut?
Ini yang menurut saya juga sangat penting, yakni peran mesin politik partai. Jika dianalisa lebih mendalam, mesin partai koalisi Prabowo-Hatta cenderung lebih efektif. Di kubu Prabowo, kita tau Partai Golkar, Partai Gerindra, dan PKS dikenal dengan partai yang memiliki mesin politik yang efektif. Sedangkan di kubu Jokowi, praktis hanya PDI-P yang sampai hari ini memiliki pemilih ideologis dengan mesin partai yang efektif.
Anda melihatnya antara Megawati dengan Prabowo, di mata masyarakat?
Kalau buat saya pribadi, kurang relevan jika membandingkan keduanya sekarang, karena semua tertuju hanya pada Prabowo dan Jokowi. Namun jika dinilai secara singkat maka suka atau tidak perolehan suara partai pada pileg lalu menunjukkan sosok Megawati lebih baik di mata masyarakat.
Menurut Anda peranan SBY dengan Demokratnya di pilres ini, mengingat SBY masih memiliki kekuasaan sebagai presiden sampai bulan Oktober mendatang?
Bagi saya sekecil apapun peran SBY dalam Pilpres mesti harus diperhitungkan, karena kepiawaian SBY selama ini sepuluh tahun terakhir ini sebagai seorang politisi handal sudah dibuktikan. Terlebih lagi suara demokrat masih mencapai lebih dari 10%, sebuah capaian yang sangat fantastis dari SBY di tengah terpaan isu-isu yang kurang sedap bagi Partai Demokrat. Begitu juga dengan langkah SBY dan Partai Demokrat yang bersikap netral dan lebih memilih di luar pemerintah merupakan sebuah keputusan yang didasari oleh kalkulasi politik matang. Namun secara analisa politik awam, pilihan politik SBY sudah bisa ditebak. Kedekatannya dengan Hatta Rajasa, baik sebagai partner politik maupun kedekatannya sebagai besan. Mungkin secara institusi, Partai Demokrat tidak mendukung salah satu pasangan calon, namun dukungan itu bisa dari individu-individu dari orang-orang terdekat SBY, termasuk sang menantu Edi Baskoro Yudhoyono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar