Hari ini, 5 Oktober 2014, TNI merayakan hari jadinya yang ke-69.
Perayaan besar-besaran akan berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma
Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan langsung memimpin upacara tersebut.
Berpuluh-puluh tahun lalu, tepatnya 5 Oktober 1965, peringatan HUT TNI juga dilakukan. Namun peringatan saat itu tidak seperti biasanya, karena di saat yang bersamaan, berlangsung pelepasan jenazah para jenderal yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September atau yang sering dikenal dengan sebutan G 30 S/PKI.
Pidato dibacakan oleh Jenderal Abdul Haris Nasution saat sebelum pemakaman berlangsung di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Dengan terbata-bata dan sesekali menitikkan air mata, Jenderal AH Nasution membacakan pidatonya dengan suara
berat.
"Fitnah, fitnah berkali kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian," demikian salah satu bunyi sambutan yang dibacakan oleh Jenderal AH Nasution dengan kalimat terbata-bata.
Pidato AH Nasution tersebut juga bisa kita saksikan di bagian akhir film pengkhianatan G 30 S/PKI yang saat zaman Orde Baru dulu diputar tiap malam 30 September. Di akhir film, pidato AH Nasution tersebut ditampilkan dengan gambar para jenderal yang sedang dimakamkan, serta prosesi pengambilan jenazah dari Lubang Buaya. Suasana sedih tampak jelas dalam tayangan tersebut.
Dalam akhir tayangan film tersebut, jenazah Letjen Ahmad Yani , Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono , Mayjen Siswondo Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Donald Isaac Panjaitan , Brigjen Sutojo Siswomihardjo dan Lettu Pierre Tendean tampak dibawa ke TMP Kalibata, disaksikan ribuan masyarakat. Para keluarga yang ikut menghadiri pemakaman tampak sedih, namun tabah menghadapi cobaan.
Diyakini, peringatan hari lahir TNI saat itu merupakan peringatan yang paling menyedihkan sepanjang sejarah. Seperti kutipan AH Nasution berikut ini:
"Hari ini, hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang, tapi yang kali ini, hari yang dihinakan oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan."
Berikut pidato lengkap Jenderal AH Nasution :
Para prajurit sekalian...
Kawan-kawan sekalian...
Terutama rekan-rekan yang sekarang kami sedang lepaskan...
Bissmillahirrahmanirrahiim...
Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang, tapi yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan, tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan;
Jendral Suprapto
Jendral Hartono, Haryono
Jendral Parman
Jendral Panjaitan
Jendral Sutoyo
Letnan Tendean
Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.
Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang disini, daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita cita rakyat kita.
Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita cita yang tinggi itu, dan karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat.
Justru disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakkan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu ragu, kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu. Jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan.
Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu, menghadaplah sebagai pahlawan, pahlawan dalam hati kami seluruh
TNI. Sebagai pahlawan menghadaplah, kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, Allah SWT. Karena akhirnya Dialah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dialah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua.
Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah, fitnah berkali kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah, dan saudara saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian.
Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati, iman kepada Allah SWT, iman kepada Nya, mengukuhkan kita. Karena Dia perintahkan, kita semua berkewajiban, untuk menegakkan keadilan dan kebenaran
Berpuluh-puluh tahun lalu, tepatnya 5 Oktober 1965, peringatan HUT TNI juga dilakukan. Namun peringatan saat itu tidak seperti biasanya, karena di saat yang bersamaan, berlangsung pelepasan jenazah para jenderal yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September atau yang sering dikenal dengan sebutan G 30 S/PKI.
Pidato dibacakan oleh Jenderal Abdul Haris Nasution saat sebelum pemakaman berlangsung di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Dengan terbata-bata dan sesekali menitikkan air mata, Jenderal AH Nasution membacakan pidatonya dengan suara
berat.
"Fitnah, fitnah berkali kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian," demikian salah satu bunyi sambutan yang dibacakan oleh Jenderal AH Nasution dengan kalimat terbata-bata.
Pidato AH Nasution tersebut juga bisa kita saksikan di bagian akhir film pengkhianatan G 30 S/PKI yang saat zaman Orde Baru dulu diputar tiap malam 30 September. Di akhir film, pidato AH Nasution tersebut ditampilkan dengan gambar para jenderal yang sedang dimakamkan, serta prosesi pengambilan jenazah dari Lubang Buaya. Suasana sedih tampak jelas dalam tayangan tersebut.
Dalam akhir tayangan film tersebut, jenazah Letjen Ahmad Yani , Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono , Mayjen Siswondo Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Donald Isaac Panjaitan , Brigjen Sutojo Siswomihardjo dan Lettu Pierre Tendean tampak dibawa ke TMP Kalibata, disaksikan ribuan masyarakat. Para keluarga yang ikut menghadiri pemakaman tampak sedih, namun tabah menghadapi cobaan.
Diyakini, peringatan hari lahir TNI saat itu merupakan peringatan yang paling menyedihkan sepanjang sejarah. Seperti kutipan AH Nasution berikut ini:
"Hari ini, hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang, tapi yang kali ini, hari yang dihinakan oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan."
Berikut pidato lengkap Jenderal AH Nasution :
Para prajurit sekalian...
Kawan-kawan sekalian...
Terutama rekan-rekan yang sekarang kami sedang lepaskan...
Bissmillahirrahmanirrahiim...
Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang, tapi yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan, tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan;
Jendral Suprapto
Jendral Hartono, Haryono
Jendral Parman
Jendral Panjaitan
Jendral Sutoyo
Letnan Tendean
Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.
Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang disini, daripada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita cita rakyat kita.
Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita cita yang tinggi itu, dan karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat.
Justru disini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakkan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu ragu, kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu. Jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan.
Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu, menghadaplah sebagai pahlawan, pahlawan dalam hati kami seluruh
TNI. Sebagai pahlawan menghadaplah, kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, Allah SWT. Karena akhirnya Dialah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dialah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua.
Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah, fitnah berkali kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah, dan saudara saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian.
Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati, iman kepada Allah SWT, iman kepada Nya, mengukuhkan kita. Karena Dia perintahkan, kita semua berkewajiban, untuk menegakkan keadilan dan kebenaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar