Pahlawan Kemerdekaan Nasional ( 1886 – 1943 )
Cipto Mangunkusumo lahir di Pecangakan, dekat Ambarawa tahun 1886. Setelah memperoleh ijazah STOVIA ( Sekolah Dokte ) di Jakarta, mulailah ia bertugas sebagai dokter pemerintah.Waktu bertugas di demak, ia banyak menulis karangan yang menceritakan penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda. Karangan-karangan itu dimuat dalam harian De Express.Akibatnya, ia diberhentikan dari jabatan sebagai dokter pemerintah.
Pada tahun 1910 dr.Cipto berhasil membasmi wabah pes yang berjangkit di daerah Malang. Waktu itu banyak dokter bangsa Belanda yang tidak bersedia ditugasi membasmi wabah tersebut. Karena itu, namanya semakin terkenal. Pemerintah belanda menganugerahkan bintang Orde Van Orange nassau sebagai penghargaan,tetapi kemudian bintang itu dikembalikannya. Kegiatan di bidang politik semakin meningkat setelah bersama Douwes Dekker dan Suwari Suryaningrat turut mendirikan Indische Partij tahun 1912. Partai itu adalah partai politik pertama yang berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka. Akibat kegiatan dalam Komite Bumiputera, ia dibuang ke negeri Belanda pada tahun 1913. Komite itu dibentuk untuk memprotes maksud pemerintah belanda merayakan 100 bebasnya negeri belanda dari penjajah perancis. Belum sampai setahun, ia sudah kembali ke indonesia karena serangan penyakit asma. Perjuangan selanjutnya diteruskan cipto dalam Volksraad, mengkritik pemerintah belanda dan membela kepentingan rakyat kecil. Akibatnya, Pada tahun 1920 dr.Cipto Mangunkusumo diperintahkan meninggalkan solo.tempat ia giat mengembangkan “ Kartini Club “ Selain menjalakan praktek sebagai dokter. Ia tinggal di bandung sebagai tahanan kota, tetapi kegiatan politiknya tidak terhenti. Rumahnya menjadi tempat berkumpul dan berdebat tokoh-tokoh pergerakan nasional, antara lain Ir.Soekarno. Sekali lagi pemerintah belanda bertindak. Pada tahun 1927 dr.Cipto Mangunkusumo dibuang ke banda neir. Setelah tiga belas tahun tinggal di Benda Neira,ia dipindahkan lagi ke Ujungpandang dan darisana dipindahkan lagi ke sukabumi, jawabarat karena udara sukabumi tidak cocok untuk penyakit asma, dipindahkan ke Jakarta.
Tanggal 8 Maret 1943 dr.Cipto mangunkusumo meninggal dunia di jakarta dan dimakamkan di Watu Ceper, Ambarawa. Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat di Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar