Beliau
sebagai Sultan Palembang ke 8 yang alim dan bijaksana. Nama lengkapnya
ialah Raden Muhammad Hasan anak dari Sultan Muhammad Bahauddin,
Ibunya bernama Ratu Agung bin Datuk Murni bin Abdullah al-Haddadi. Ia
dilahirkan pada hari Ahad tanggal 1 Rajab 1181H atau 1767M. di
lingkungan keraton. Sebagaimana putra mahkota, ia dididik dan ditempa
untuk menjadi pewaris tahta Kesultanan Palembang. Pendidikan agamanya
didapat dari ulama besar waktu itu seperti: Syekh Abdus Somad
al-Palembani, Syekh Muhammad Muhyiddin bin Syihabuddin, Syekh Ahmad bin
Abdullah,Syekh Kms.Muhammad bin Ahmad, dan Sayid Abdurrahman al-Idrus. Kepada Syekh Abdus Somad, ia mengambil dan mengamalkan Tarekat Sammaniyah.
RM.Hasan memiliki kemauan yang besar untuk belajar dan mempunyai otak
yang cerdas. Ia menguasai bahasa Arab dan Portugis serta hafal kitab
suci al-Qur’an.RM. Hasan dinobatkan menjadi sultan pada hari Senin tanggal 21 Zul
Hijjah 1218H bersamaan 3 April 1804M setelah ayahnya wafat, dengan gelar
Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin (SMB II) Khalifatul Mukminin
Sayidul Imam.
Selain sebagai sultan, ia juga seorang ulama saleh, imam besar Masjid
Agung, tokoh Tarekat Sammaniyah, penulis, seorang olahragawan terutama
pencak silat dan bidar. ia sangat gemar membaca dan menulis, mempelajari
ilmu pengetahuan baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat, diantaranya
kitab-kitab Yunani, Arab dan Mesir, tentang kemasyuran Iskandar Yang
Agung, Perang Salib, kedatangan bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, Inggris
dan Belanda ke Malaka, Aceh, Jawa dan Maluku. Ia memiliki wawasan yang
luas dengan didukung oleh koleksi perpustakaannya di keraton yang cukup
banyak. Ia sangat terpelajar, organisator yang baik, diplomat ulung,
ahli pertahanan yang pintar dan cekatan.
Kitab-kitab karangannya antara lain: Syair Nuri, Pantun Sipelipur Hati,
Sejarah Raja martalaya, Nasib Seorang Kesatria Signor Kastro, dll.
SMB II menjabat sebagai sultan selama tujuh tahun bergantian dengan
adiknya Sultan Ahmad Najamuddin II (Susuhunan Husin Dhiauddin),
setelah. Selama pemerintahannya, sering terjadi beberapa pertempuran
dengan Belanda dan Inggris yang ingin menguasai Palembang, seperti
peristiwa pada tahun 1811, 1819 dan 1821. Dalam
Bulan Desember tahun 1819 Sultan Mahmud Badaruddi II menobatkan
Putra Sulungnya menjadi Raja dengan Gelar Sultan Ahmad Najamuddin
Pangeran Ratu (1819 – 1821) , dan Sultan Mahmud Badaruddin II bergelar
Susuhunan.
Setelah
kalah perang dengan Belanda pada tanggal 3 Juli 1821 SMB II dan Sultan
Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu beserta keluarganya diasingkan dan
dibuang ke Ternate Maluku Utara. akibat politik kolonial “Devide et
Empera” (adu domba).SMB II wafat di Ternate pada hari Jum’at tanggal 26
Nopember 1852 bersamaan 14 Safar 1269H dalam usia 84 tahun dalam
pengasingannya selama 32 tahun.
Pada tahun 1984, Sultan Mahmud Badaruddin II diberi pengharagaan oleh Pemerintah RI menjadi Pahlawan Nasional dan Namanya pada duit Rp 10 ribu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar